MOMENTUM HUT ASEAN KE-57: PERAN CIVITAS AKADEMIKA DALAM MENCETAK TENAGA KESEHATAN PROFESIONAL

Tanggal 8 Agustus diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Association of Southeast Asian Nations (ASEAN). Tahun ini tema HUT ASEAN ke-57 adalah “Connected and Resilient Community” atau “Komunitas yang Terhubung dan Tangguh”. Fokus tema membahas tentang tonggak sejarah dan aspirasi masa depan, seperti pembangunan berkelanjutan, transformasi digital dan ekonomi yang tangguh. Segenap civitas akademika atau masyarakat akademik memiliki peran untuk mensukseskan pembangunan berkelanjutan, transformasi digital, dan ekonomi yang tangguh tersebut.
Membahas tentang pembangunan berkelanjutan dibutuhkan peran aktif dari pemuda sebagai calon pemimpin masa depan. Peran aktif tersebut untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs). Terdapat 17 tujuan besar dalam SDGs untuk menyejahterakan masyarakat, yang salah satunya berfokus pada kehidupan sehat dan sejahtera. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan promosi kesehatan dan wellness serta upaya preventif, seperti screening kesehatan dan edukasi gaya hidup sehat yang mudah diaplikasikan sehari-hari oleh masyarakat. Mahasiswa, dosen, dan segenap civitas akademika memiliki akses dan peran yang besar untuk mensukseskan kegiatan tersebut.
Program Studi S1 Fisioterapi Unesa, sebagai salah satu pencetak tenaga kesehatan berupaya untuk mempersiapkan tenaga kesehatan yang kompeten untuk menciptakan kehidupan sehat dan sejahtera. Dalam bidang kesehatan, Fisioterapi berperan dalam memulihkan, mengembalikan dan meningkatkan gerak serta fungsi tubuh agar dapat kembali ke fungsional. Fisioterapis dapat berperan dalam SDGs untuk mencegah penyakit menular dan tidak menular melalui program olahraga dan mendorong keterlibatan masyarakat dalam aktivitas fisik. Beberapa manfaat aktivitas fisik antara lain menurunkan tekanan darah tinggi, menurunkan berat badan, meningkatkan kepadatan tulang, dan kesehatan mental. Hal ini menempatkan fisioterapis pada posisi ideal untuk memberikan edukasi kepada klien dan masyarakat tentang pentingnya aktivitas fisik untuk mencapai kesehatan dan kesejahteraan yang baik sesuai tujuan SDGs. (TRA)