Mitos dan Fakta tentang Fisioterapi

Ada beberapa mitos dan fakta terkait fisioterapi yang diyakini oleh masayarakat. Pada artikel ini akan di bahas terkait beberapa mitos dan fakta terkait fisioterapi.
1. Fisioterapi adalah terapi pijat
Beberapa orang menganggap bahwa fisioterapi adalah terapi pijat karena fisioterapis sering memijat pasien agar bisa bergerak sepeti sebelum sakit. Ini adalah MITOS. FAKTAnya, fisioterapi tidak hanya terapi pijat, fisioterapi merupakan terapi fisik untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan pelatihan fungsi dan komunikasi.
2. Fisioterapi hanya untuk cidera
Beberapa orang menganggap bahwa fisioterapi adalah terapi untuk orang sakit, namun ternyata ini MITOS. FAKTAnya, fisioterapi bisa dilakukan untuk manusia sehat dengan tujuan peningkatan kekuatan dan fleksibilats sehingga dapat mengurangi risiko cedera di kemudian hari.
3. Adanya nyeri pinggang menunjukkan adanya kerusakan serius pada tulang belakang
Nyeri pinggang memang salah satu gejala penyakit, namun tidak semua nyeri pinggang disebabkan kerusakan serius, sehingga pernyataan diatas adalah MITOS. FAKTAnya, sebagian besar nyeri punggung bersifat ringan dan bisa sembuh dengan perawatan ringan.
4. Nyeri lebih cepat sembuh dengan obat
Beberapa orang berfikir saat mereka nyeri, seperti nyeri pinggang bisa lebih cepat sembuh jika konsumsi obat. Hal ini MITOS, FAKTAnya, obat digunakan untuk meredakan rasa sakit sementara, sedangkan nyeri dapat disembuhkan dengan adanya latihan dan gerakan fisik atau melalui fisioterapi.
Untuk lebih memahami terkait mitos atau fakta di bidang fisioterapi, kalian bisa menghubungi fisioterapis yang ada di program studi S1 Fisioterapi, Fakultas Kedokteran, Universitas Negeri Surabaya. Atau jika kalian masih SMA, kalian bisa bergabung dan menjadi mahasiswa program studi S1 Fisioterapi, Fakultas Kedokteran, Universitas Negeri Surabaya.